Suku Bunga Fed: Akankah Beri Sinyal Naik Atau Jeda?

Juni 03, 2023 01:35

Suku bunga telah meningkat pesat di beberapa sektor ekonomi paling kuat di dunia dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa bank sentral telah menaikkan biaya pinjaman karena mereka mencoba untuk meredam angka inflasi tinggi yang telah mengurangi anggaran konsumen. Bank Federal Reserve (Fed) AS telah memimpin dalam pengetatan kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga berturut-turut.

Saat konsumen AS mencoba mengatasi kenaikan biaya hidup, bisnis juga menghadapi masalah dengan kenaikan suku bunga yang membuat pinjaman menjadi lebih mahal. Pertanyaan besarnya adalah apakah Fed dapat menghentikan pengetatan kebijakan moneter atau lebih banyak kenaikan suku bunga sedang berlangsung.

Hanya beberapa hari lagi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) diselenggarakan pada tanggal 14 Juni, blog kami akan membagikan beberapa wawasan berharga mengenai suku bunga dan kebijakan moneter yang diterapkan oleh Fed.

Semua Menyoroti Keputusan Fed

Bukan rahasia lagi bahwa sebagian besar bank sentral meninjau tindakan Federal Reserve dan terkadang menyesuaikan kebijakan mereka dengan mempertimbangkan data yang relevan. Fed dianggap sebagai salah satu bank sentral terpenting di dunia. Karena dolar AS adalah mata uang yang paling banyak digunakan dalam transaksi internasional, pada saat Anda membaca kalimat tersebut, keputusan Fed memengaruhi nilai mata uang utama lainnya.

Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga 10 kali berturut-turut sejak Maret 2022 dalam upaya memerangi angka inflasi tertinggi yang tercatat dalam 40 tahun. Ketua Fed, Jerome Powell, yang menggantikan Janet Yellen pada 2018, mungkin tidak memperkirakan tekanan inflasi yang begitu kuat tepat setelah pandemi virus corona mengganggu aktivitas ekonomi di seluruh dunia.

Pada bulan Maret 2022, dewan pengatur Fed memutuskan untuk mulai memperketat kebijakan moneter karena sinyal pertama kenaikan inflasi terlihat jelas. Hanya dalam 3 bulan, inflasi utama mencapai 9,1%, secara tahunan, yang merupakan tertinggi dalam empat dekade.

Apa yang dikatakan pejabat Fed dan apa perkiraanya?

Tentu saja, investor dan trader tidak dapat memprediksi tindakan Fed di masa depan. Dewan Fed membuat keputusan berdasarkan angka inflasi, statistik pasar tenaga kerja, produktivitas, tingkat pengangguran, dan faktor lain semacam itu.

Beberapa hari yang lalu, Jerome Powell mencatat bahwa masih belum jelas apakah suku bunga AS perlu dinaikkan lagi.

Berbicara hasil konferensi penelitian Fed, dia menyebutkan bahwa “kami menghadapi ketidakpastian tentang efek lambat dari pengetatan kami sejauh ini, dan tentang sejauh mana pengetatan kredit dari tekanan perbankan baru-baru ini. Jadi hari ini, panduan kami terbatas untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang akan kami pantau saat kami menilai sejauh mana penguatan kebijakan tambahan mungkin tepat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2%. Risiko melakukan terlalu banyak atau melakukan terlalu sedikit menjadi lebih seimbang dan kebijakan kami disesuaikan untuk mencerminkan hal itu.”

"Hawks" Fed menginginkan lebih banyak kenaikan suku bunga

Presiden Cleveland Federal Reserve Bank, Loretta Mester, berbicara kepada wartawan Financial Times mengenai suku bunga dan mengatakan bahwa tidak ada alasan kuat untuk menunggu kenaikan suku bunga baru.

“Saya tidak benar-benar melihat alasan kuat untuk berhenti – artinya menunggu sampai Anda mendapatkan lebih banyak bukti untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Saya akan melihat lebih banyak kasus yang menarik untuk menaikkan [tingkat]  dan kemudian menahannya untuk sementara sampai Anda tidak terlalu yakin tentang ke mana arah ekonomi. Satu-satunya alasan untuk melewatkan kenaikan suku bunga ketika pengetatan jelas diperlukan adalah volatilitas pasar yang ekstrem atau kejutan lainnya. Saya hanya berpikir bahwa kita mungkin harus melangkah lebih jauh. Pada titik ini, saya tidak benar-benar melihat alasan kuat bahwa kami tidak ingin mengambil langkah kecil lain untuk melawan beberapa tekanan inflasi yang benar-benar tertanam dan tidak stabill,” katanya kepada wartawan FT.

Beberapa pejabat pembuat kebijakan Fed berhati-hati mengenai kenaikan suku bunga

Di sisi lain, Gubernur Federal Reserve Philip Jefferson, yang dinominasikan oleh Presiden Joe Biden untuk menjadi wakil ketua Fed tampaknya tidak sependapat dengan Loretta Mester. Jefferson menyarankan bahwa jeda dalam kenaikan suku bunga akan menawarkan ruang dan waktu yang dibutuhkan untuk menganalisis lebih banyak data sebelum membuat keputusan tentang tingkat pengetatan tambahan, menambahkan bahwa fase jeda tidak berarti pengetatan akan berakhir.

“Keputusan untuk mempertahankan tingkat kebijakan yang konstan pada pertemuan yang akan datang tidak boleh diartikan bahwa kami telah mencapai tingkat puncak untuk siklus ini. Memang, melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan yang akan datang akan memungkinkan Komite untuk melihat lebih banyak data sebelum membuat keputusan tentang sejauh mana pengetatan kebijakan tambahan,” katanya.

Moody's: Kebijakan moneter yang lebih ketat ada di atas meja

Federal Reserve mungkin harus mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dari yang diharapkan untuk mengurangi inflasi yang terus-menerus, menurut para ahli.

Analis Moody's memperingatkan bahwa siklus suku bunga menimbulkan bahaya bagi sistem keuangan, seperti yang terlihat dari volatilitas baru-baru ini di sektor perbankan AS. Mereka mencatat bahwa pasar tenaga kerja AS yang kuat dapat menunda resesi, tetapi ada bahaya bahwa hal ini dapat menyebabkan kenaikan inflasi dan memaksa Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lebih banyak lagi.

“Aktivitas ekonomi  mendingin dan pasar tenaga kerja yang lebih lemah adalah kondisi yang diperlukan untuk meredanya tekanan inflasi dalam perekonomian. Terlalu banyak ketahanan terlalu 

Trading dan kenaikan suku bunga Fed

Naiknya suku bunga telah memaksa beberapa pembisnis mengubah rencana bisnis mereka dan orang-orang biasa mengurangi pengeluaran mereka. Karena bank sentral seperti Fed, BoE dan ECB menaikkan suku bunga dan mengevaluasi kembali kebijakan pelonggaran kuantitatif mereka, nilai mata uang utama berfluktuasi, terkadang menguat dan lainnya melemah.

Trader pemula mungkin kurang memiliki pengalaman yang akan membantu mereka memilih instrumen trading yang tepat dan membangun strategi yang efisien. Pilihan yang salah dapat menyebabkan hilangnya dana yang dapat membahayakan tujuan keuangan Anda.

Cara terbaik bagi trader pemula untuk membangun rencana trading yang efisien adalah belajar menggunakan alat manajemen risiko. Mempelajari cara menggunakannya sangat penting, terutama Anda pertama kalinya terlibat dalam dunia trading. Bagaimana Anda bisa belajar menggunakannya? Sangat sederhana karena banyak broker terbiasa dengan alat manajemen risiko maka menawarkan materi edukasi yang komprehensif termasuk kursus trading forex, webinar dan seminar forex, e-book dan konten bermanfaat lainnya. 

Manajemen risiko dalam trading dapat memberi Anda ketenangan pikiran dan meningkatkan peluang Anda untuk mencapai tujuan keuangan Anda tanpa kecemasan dan stres.

Apakah anda tertarik dengan berita trading ekonomi ? Pelajari melalui webinar gratis kami. Bertemu dan berinteraksi dengan ahli trader. Tonton dan pelajari dari live trading langsung.

Webinar trading gratis

Bergabunglah dengan webinar live yang dibawakan oleh ahli trading kami

Materi ini tidak mengandung dan tidak boleh ditafsirkan sebagai nasihat investasi, rekomendasi investasi, penawaran, atau ajakan untuk melakukan transaksi apa pun dalam instrumen keuangan. Harap dicatat bahwa analisis trading seperti ini bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja saat ini atau di masa depan, karena keadaan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Sebelum membuat keputusan investasi apa pun, Anda harus mencari saran dari penasihat keuangan independen untuk memastikan bahwa Anda mengerti risikonya.

Miltos Skemperis
Miltos Skemperis Penulis Konten Keuangan

Miltos Skemperis memiliki latar belakang jurnalisme dan manajemen bisnis. Ia sebelumnya bekerja sebagai reporter di berbagai saluran berita TV dan surat kabar. Miltos bekerja sebagai penulis konten keuangan selama tujuh tahun terakhir ini.