Prospek Pasar – Akan Berapa Lama Bear Market Bertahan?

Juni 21, 2022 19:11

Pertanyaan utama di pasar investasi dan trading adalah: berapa lama bear market akan bertahan dan kapan resesi akan muncul kembali secara resmi?

Kondisi pasar tidak biasa. Di satu sisi, ekonomi utama seperti AS, Uni Eropa dan Inggris memulihkan diri dari resesi COVID-19 baru-baru ini. Di sisi lain, mereka menghadapi penurunan lain yang dipicu oleh tingkat inflasi yang sangat tinggi.

Ada bull market di sektor minyak mentah dan gas alam dan bearish market di pasar global, sementara perusahaan perjalanan internasional seperti maskapai penerbangan mulai mengalami kenaikan. Sementara itu, China terus melanjutkan lockdown-nya yang berdampak besar pada rantai pasokan dan prospek produktivitas untuk manufaktur multinasional.

Kontradiksi ini telah dijelaskan sebagai bagian dari gangguan yang disebabkan oleh COVID-19 dan konflik di Ukraina, tetapi mungkin ada faktor lain yang berkontribusi pada sentimen bearish dan kekhawatiran akan resesi.

Naiknya suku bunga 

Suku bunga mengalami kenaikan di tengah tingkat rekor utang global. Masalah utama adalah tumbuhnya kemungkinan default utang ketika resesi muncul kembali. Jika inflasi tetap tinggi, bank sentral akan mengalami kesulitan untuk mengurangi pedoman suku bunga mereka, yang berpotensi membuat ekonomi terkena masalah utang di level korporasi dan negara.

Reaksi Bank of Japan (BoJ) terhadap kekhawatiran resesi global berlipat ganda dengan rekor pembelian aset utang negara senilai 80.8 miliar USD minggu lalu. Bagaimana kita harus melihat keputusan ini? Jika BoJ membuat pernyataan tentang kepercayaan dirinya pada ekonomi Jepang, ada alasan untuk percaya bahwa pertumbuhan meningkat setelah COVID-19. Dan lagi, intervensi ini bisa jadi upaya BoJ untuk mencegah kepanikan dari terkikisnya pasar saham dan obligasi sampai titik di mana sentimen bearish memicu resesi dengan sendirinya.

Setelah menunjukkan pendirian hawkish mereka, bank sentral di AS dan Inggris akan sulit untuk melakukan intervensi serupa tanpa terlihat tidak pasti. Itu tidak berarti bahwa investor dan trader akan merasa diyakinkan oleh intervensi serupa, karena ia akan bertentangan dengan keputusan hawkish menaikkan pedoman suku bunga yang dilakukan baru-baru ini.

Stagflasi mengintai 

Sejak krisis keuangan 2008 di AS, bank sentral telah terbiasa untuk menenangkan pelaku pasar yang gugup dengan quantitative easing (QE) atau pelonggaran kuantitatif dan suku bunga rendah. Langkah-langkah ini tidak akan berhasil untuk bank sentral selama ada perkiraan resesi dan stagflasi karena kebijakan moneter konvensional akan menyarankan untuk menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi.

Ada periode stagflasi di tahun 1970-an, ketika pemerintah menaikkan suku bunga sedemikian rupa hingga terjadi krisis keuangan berturut-turut. Akankah kita mencapai titik ini? Menurut World Bank, situasi hari ini berbeda karena USD kuat dan pasar saham lebih bisa beradaptasi. Ada kesamaan di harga komoditas – khususnya minyak mentah – yang tetap tinggi.

Satu kemungkinan adalah bahwa inflasi di ekonomi kunci akan mereda setelah semua tindakan hawkish yang diambil oleh bank sentral. Kemungkinan lainnya adalah bahwa konflik di Ukraina akan segera berakhir. Salah satu dari dua kemungkinan ini akan membantu membalikkan arah resesi dan stagflasi.

Pada saat penulisan, baik krisis geopolitik maupun inflasi tampaknya belum siap untuk berakhir, yang artinya bahwa sentimen bearish dapat muncul dalam jangka pendek hingga menengah.

Trading dengan akun demo bebas risiko

Berlatih trading dengan dana virtual

Materi ini tidak mengandung dan tidak boleh ditafsirkan sebagai nasihat investasi, rekomendasi investasi, penawaran, atau ajakan untuk melakukan transaksi apa pun dalam instrumen keuangan. Harap dicatat bahwa analisis perdagangan seperti ini bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja saat ini atau di masa depan, karena keadaan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Sebelum membuat keputusan investasi apa pun, Anda harus mencari saran dari penasihat keuangan independen untuk memastikan bahwa Anda mengerti risikonya.

Sarah Fenwick
Sarah Fenwick Penulis Keuangan

Sarah Fenwick memiliki latar belakang jurnalisme dan komunikasi. Sebelumnya ia bekerja sebagai koresponden yang meliput berita untuk Bursa Efek Swiss dan ia telah menulis tentang keuangan dan ekonomi selama 15 tahun.